Kamis, 19 September 2013

Definisi, Fungsi Dan Jenis Media Pembelajaran



DEFINISI MEDIA PEMBELAJARAN


Adapun secara termonilogi (istilah), beberapa tokoh mengemukakan pengertian media pembelajaran sebagai berikut:
1.      Menurut Berlach dan Ely (1971) mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
2.      Menurut Hamalik (1994), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan si belajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
3.      Martin dan Briggs (1986) mengatakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan si-belajar. Hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras.

JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN

R. Warsito, 2001. Sesuai dengan perkembangan jaman, maka media pengajaranpun juga berkembang dari bentuk yang sederhana menjadi media pengajaran yang modern. Seperti dikatakan oleh R. Warsito bahwa :
“ Kemajuan teknik cetak mencetak dan teknik elektronika sangat berpengaruh terhadap perkembangan alat bantu mengajar. Alat bantu mengajar pada masa kini terdiri dari :
1.      Alat bantu dasar: sabak, papan tulis, gambar, peta, chart, atlas, blobe, model, kertas, pena, cat, dan sebagainya.
2.      Alat bantu cetak: buku teks, majalah, pamphlet berkala.
3.      Alat bantu pandang benda seni, artefak, papan bulletin, grafik, film strip, slide, model, transparan.
4.       Alat bantu dengar: audio, tape recorder, radio, telephone.
5.      Alat bantu dengar pandang: gambar hidup, televise, video tape.
6.      Alat bantu lain-lain: bahan observasi, museum, tempat-tempat bersejarah”
Di samping itu, media pengajaran dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis yaitu:
a.       Media auditif, yaitu media pengajaran yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, tape recorder, piringan audio. Media pengajaran ini cocok untuk orang yang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran.
b.      Media visual, yaitu media pengajaran yang hanya mengandalkan gambar diam, seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar, lukisan dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun.
c.       Media audio visual, yaitu media yang mempunyai unsure antara suara dan gambar. Jenis media seperti ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi suara dan gambar seperti film bingkai, ada suaranya dan ada pula gambar yang ditampilkannya.

Menurut Nana Sudjana, 2001.  media pengajaran yang sering digunakan dalam proses pembelajaran meliputi:
1.      Media grafis (media dua dimensi).
a.       Diagram
Diagram adalah suatu gambaran-gambaran sederhana untuk memperlihatkan hubungan timbale balik, terutama dengan garis-garis diagram yang baik adalah sangat sederhana yakni hanya bagian-bagian terpenting saja yang diperlihatkan.
Berdasarkan konsep tersebut di atas, kiranya penggunaan media diagram dalam proses pembelajaran akan sangat membantu bagi guru maupun siswa dalam menyimak materi pelajaran, karena pada dasarnya diagram merupakan ringkasan visual yang padat mengenai fakta-fakta dan gagasan yang akan diuraikan.
b.      Grafik
Grafik adalah suatu grafis yang menggunakan titik-titik atau garis untuk menyampaikan informasi statistic yang saling berhubungan (R.Warsito)
Dengan berasumsi pada pengertian grafik tersebut, dalam proses belajar mengajar, grafik mempunyai fungsi untuk memperlihatkan perbandingan informasi kualitas-kualitas maupun kuantitas dengan cepat dan sederhana, terutama pada penyajian secara statistic
c.       Poster
Poster merupakan kombinasi visualisasi yang kuat dengan warna dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang lewat, tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya.
Media ini pada umumnya digunakan untuk mengenalkan suatu produk dari suatu perusahaan atau digunakan sebagai sarana promosi.
d.      Kartu
Kartun adalah menggambarkan dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat.
Dengan berasumsi pada konsep tersebut di atas, kartun dapat digunakan sebagai alat bantu proses pengajaran walaupun banyak kartun yang membuat orang-orang tersenyum, tetapi pada dasarnya kartun mempunyai manfaat dalam proses belajar mengajar terutama dalam penjelasan rangkaian bahan satu urutan logis atau mendukung makna
e.       Komik
Komik merupakan suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu berita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan di rancang untuk memberikan hiburan pada pembaca.
2.      Media tiga dimensi
Sesuai dengan istilahnya, media tiga dimensi adalah media yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi serta dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Oleh karena itu media tiga dimensi memiliki bentuk yang hamper sama dengan benda aslinya.

R.Warsito, 2010.  menuliskan bahwa media proyektor  still ada dua yaitu:
3.      Media proyektor still
a.       OHP (Over head proyektor)
Penggunaan OHP dalam proses pembelajaran memiliki manfaat atau kelebihan sebagai media pendidikan yaitu :
1)      Gambar yang diproyeksikan lebih jelas jika dibandingkan dengan kalau digambarkan sebagai media pendidikan
2)      Guru dapat mengajar sambil berhadapan
3)      Dapat memproyeksikan benda-benda kecil.
4)      Lebih sehat dari pada papan tulis
b.      Televisi
Sebagai suatu medium, televise mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
1)      Televisi merupakan suatu medium yang menarik, up to date dan selalu siap diterima oleh anak-anak, karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah.
2)      Televisi dapat memikat perjatian sepenuhnya dari penonton seperti halnya film, menyajikan informasi viasual dan auditif secara simultan.
3)       Sifatnya nyata dan langsung.
4)      Batas ruang dan waktu dapat diatasi.
5)      Hamper setiap mata pelajaran dapat di TV kan.
6)      Televise dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal mengajar.
Meskipun televisi banyak memberikan manfaat, tetapi juga problem yang perlu diatasi antara lain:
1)      Harga televisi relative mahal.
2)      Jadwal sering bertabrakan antara siaran dan jam pelajaran.
3)      Tidak selamanya program televise cocok dan jelas.
4)      Sifat komunikasinya satu arah
Dari uraian tersebut di atas, jelas bahwa media pengajaran sangat berperan dalam peningkatan pemahaman konsep dan mempermudah siswa dalam menerima penanaman konsep. Media yang cocok dan sesuai dengan materi yang dibahas dapat mengatasi kebosanan dan kejenuhan siswa dalam menerima penanaman konsep khusunya konsep-konsep kognitif.
Penanaman konsep kognitif akan lebih lancer dan berjalan baik apabila media penhajaran yang digunakan sesuai. Guru mampu menggunakan dan mengelola media pengajaran, dan murid dapat mengamati dengan cermat.
Demikian halnya dengan penanaman konsep kognitif di Taman kanak-kanak. Murid taman kanak-kanak yang pada dasarnya masih merupakan anak dengan pikiran yang polos dan berpikiran sesuai dengan apa yang dilihat dan didengar. Sehingga murid taman kanak-kanak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang diberikan oleh guru melaluimedia yang digunakan. Penanaman konsep ini dapat bertahan lama, karena murid disamping dapat mendengar, dapat pula mengamati, meraba, dan merasakan media pengajarannya.

FUNGSI-FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN

Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1.      Fungsi Atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
2.      Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras.
3.      Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar
4.      Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :
  1. Memotivasi minat atau tindakan,
  2. Menyajikan informasi,
  3. Memberi instruksi.
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan subangan material). Pencapaian tujuan ini akan memperngaruhi sikap, nilai, dan emosi.
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak/kurang senang, netral, atau senang.
Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorang siswa.

Rowntree ( Sihkabuden, 2005) mengemukakan enam fungsi media, yaitu:
1.      Membangkitkan motivasi belajar
2.      Mengulang apa yang telah dipelajari
3.      Menyediakan stimulus belajar
4.      Mengaktifkan respon murid
5.      Memberikan umpan balik dengan segera
6.      Menggalakkan latihan yang serasi


DAFTAR PUSTAKA

Bu Guru Kecil, 2010. Definisi - definisi media pembelajaran.html /http://khemakalyani.blogspot.com
Muhammad Riduan Pamungkas, 2012. fungsi dan manfaat media pembelajaran /http://mariabans.blogspot.com
wicak petanitangguh, 2010. Jenis jenis media pengajaran/ http://petanitangguh.blogspot.com
Mahanani, 2012. Fungsi media pembelajaran / http://www.m-edukasi.web.id

Kamis, 22 Agustus 2013

makalah belajar dan pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Belajar sebagai  karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain, merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Salah satu ciri dari aktivitas belajar menurut para ahli pendidikan dan psikologi adalah adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu biasanya berupa penguasaan terhadap ilmu pengetahuan yang baru dipelajarinya, atau penguasaan terhadap keterampilan dan perubahan yang berupa sikap. Untuk mendapatkan perubahan tingkah laku tersebut, maka diperlukan tenaga pengajar yang memadai. Pengajar atau disebut juga dengan pendidik sangat berperan panting dalam proses pembelajaran. Pendidik yang baik akan mampu membawa peserta didiknya menjadi lebih baik.
Ilmu pembelajaran menaruh perhatian pada upaya untuk meningkatkan pemahaman dan memperbaiki proses pembelajaran. Untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut diperlukan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajaran. Yang dimaksud dengan kondisi pembelajaran di sini adalah tujuan bidang studi, kendala bidang studi, dan karakteristik peserta didik yang berbeda memerlukan model pembelajaran yang berbeda pula.




1.2  Rumusan Masalah
1.Apakah yang dimaksud belajar dan Bagaimana konsep dasar belajar?
2. Apakah yang dimaksud pembelajaran?
3. Bagaimana konsep dasar  pembelajaran?
4. Bagaimana pendekatan atau model dalam pembelajaran?
5.apa saja jenis dan tujuan metode berbagai cara mengajar penjas?



1.3  Tujuan
1.Untuk mengetahui Apakah yang dimaksud belajar
2. Untuk mengetahui Bagaimana konsep dasar belajar
3. Untuk mengetahui Apakah yang dimaksud pembelajaran?
4. Untuk mengetahui Bagaimana konsep dasar  pembelajaran?
5. Untuk mengetahui Bagaimana pendekatan atau model dalam pembelajaran?
6. Untuk mengetahui Bagaimana peran guru dalam kegiatan pembelajaran?
7. Untuk mengetahui berbagai jenis cara mengajar penjas
1.4  Manfaat 
1. Mengetahui Apakah yang dimaksud belajar
2. Mengetahui Bagaimana konsep dasar belajar
3.Mengetahui pengertian pembelajaran
4.Mengetahui konsep dasar pembelajaran
5.Mengetahui pendekatan atau model dalam pembelajaran
6.Mengetahui berbagai jenis mengajar penjas (bidang yang saya dalami saat ini)












BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Belajar
Pada hakekatnya, adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Menurut Sudjana,1989 Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Sedangkan menurut Witherington, 1952 menyebutkan bahwa “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan atau pemahaman”.
Konsep Belajar
Beberapa hal yang berkaitan dengan pengertian belajar yaitu belajar suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat, dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen, hasil belajar ditunjukan dengan tingkah laku,dalam belajar ada aspek yang berperan yaitu motivasi, emosional, sikap,dan yang lainnya. Menurut Gagne dan Briggs (1988), perubahan tingkah laku dalam proses belajar menghasilkan aspek perubahan seperti kemampuan membedakan, konsep kongkrit, konsep terdefinisi, nilai, nilai/aturan tingkat tinggi, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, dan keterampilan motorik.
Proses belajar terjadi apabila individu dihadapkan pada situasi di mana ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan cara biasa, atau apabila ia harus mengatasi rintangan-rintangan yang mengganggu kegiatan-kegiatan yang diinginkan. Proses penyesuain diri mengatasi rintangan terjadi secara tidak sadar, tanpa pemikiran yang banyak terhadap apa yang dilakukan. Dalam hal ini pelajar mencoba melakukan kebiasaan atau tingkah laku yang telah terbentuk hingga ia mencapai respon yang memuaskan.
Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang berkesinambungan antara berbagai unsur dan berlangsung seumur hidup yang didorong oleh berbagai aspek seperti motivasi, emosional, sikap dan yang lainnya dan pada akhirnya menghasilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.


Berikut konsep dan pengertian belajar menurut para ahli:
         Belajar menurut Pandangan B.F. Skiner (1958), adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
         Belajar Menurut Pandangan Robert M. Gagne (1970), merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebab oleh stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar.
         Belajar Menurut Pandangan Carl R. Rogers (Ahli Psikoterapi), adalah untuk membimbing anak kearah kebebasan dan kemerdekaan, mengetahui apa yang baik dan yang buruk, dapat melakukan pilihan tentang apa yang dilakukannya dengan penuh tanggung jawab sebagai hasil belajar.
         Belajar Menurut Pandangan Benjamin Bloom (1956), adalah perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk meningkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi, masyarakat, maupun sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa.
         Belajar Menurut Pandangan Jerome S. Bruner (1960), dalam proses belajar dapat dibedakan dalam tiga fase yaitu : informasi, transformasi dan evaluasi.



2. Pengertian Pembelajaran
Dan Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut)  ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. (KBBI)
Dengan kata lain, kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan. Pembelajaran juga diartikan sebagai usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi Proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya


3. Konsep Dasar Pembelajaran
Dalam pembelajaran, guru mempunyai tugas-tugas pokok antara lain bahwa ia harus mampu dan cakap merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan membimbing dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, agar para guru mampu menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya, ia terlebih dahulu hendaknya memahami dengan seksama hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
4. Pendekatan atau Model dalam Pembelajaran
Belajar dapat dilakukan diberbagai tempat, kondisi, dan waktu. Cepatnya informasi lewat radio,televisi, film, wisatawan, surat kabar, majalah, dapat mempermudah belajar. meskipun informasi dengan mudah dapat diperoleh, tidak dengan sendirinya seseorang terdorong untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan dari padanya. Guru profesional memerlukan pengetahuan dan ketrampilan pendekatan pembelajaran agar mampu mengelola berbagai pesan sehingga siswa berkebiasaan belajar sepanjang hayat.
Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afekif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Dalam belajar tentang pendekatan pembelajaran tersebut, orang dapat melihat:
      (a)   Pengorganisasian siswa,
      (b)  Posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan, dan
      (c)  Pemerolehan kemampuan dalam pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran dengan pengorganisasian siswa dapat dilakukan dengan:
      (a)    Pambelajaran secara individual,
      (b)    Pembelajaran secara kelompok, dan
      (c)    Pembelajaran secara klasikal.
Dalam pembelajaran pada pebelajar terjadi peningkatan kemampuan. Semula, ia memiliki kemampuan pra-belajar; dalam proses belajar pada kegiatan belajar hal tertentu, ia meningkatkan tingkat atau memperbaiki tingkat ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Keputusan tentang perbaikan tingkat ranah tersebut didasarkan atas evaluasi guru dan unjuk kerja siswa dalam pemecahan masalah. Dari sisi guru, proses pemerolehan pengalaman siswa atau proses pengolahan pesan tersebut dapat dilakuikan dengan cara dedukatif dan induktif. Pengolahan pesan secara deduktif dimulai dari generalisasi atau suatu teori yang benar, pencarian data, dan uji kebenaran generalisasi atau suatu teori tersebut. Pada pengolahan pesan secara induktif kegiatan bermula dari adanya fakta atau peristiwa khusus, penyusunan konsep-konsep. Dalam usaha pembelajaran guru dapat menggunakan pengolahan pesan secara deduktif atau induktif tergantung pada karakteristik bidang studinya
Selain pendekatan atau model belajar individual, kelompok dan klasikal, masih terdapat banyak model belajar yang lain.  Di antaranya:
Teori belajar
Yang ditekankan
Tokoh
Behaviorisme (tingkah laku)
Stimulus, respon, penguatan motivasi
Pavlov, Skinner, Bandura
Cognitivisme
Daya ingat, perhatian, pemahaman mendalam, organisasi gagasan, proses informasi
Brunner, Piaget, Ausubel
Konstruktivisme
Pengalaman, interaksi
Jean Piaget, Vygotsky,
Humanisme
Emosi, perasaan, komunikasi yang terbuka, nilai-nilai
John Miler

Konsep Belajar dan pembelajaran sudah seharusnya dikuasai oleh setiap guru agar pencapaian tujuan pendidikan bias teroptimalisasi,kaitanya dengan bidang yang saya tekuni yaitu penjas,berikut beberapa gaya dalam mengajar penjas serta perananya.

GAYA MENGAJAR DALAM PENJAS
A. GAYA KOMANDO (COMMAND STYLE)
1. Respon langsung terhadap stimulus (Guru memberi contoh/memberi aba-aba, siswa menirukan/mengikuti)
2. Tujuannya adalah penampilan yang cermat
3. Guru menentukan penampilan irama
B. GAYA LATIHAN (PRACTICE STYLE)
Dalam gaya ini siswa diberikan waktu untuk melaksanakan tugas secara perorangan, sedangkan guru memberi umpan balik kepada semua siswa secara perorangan.
C. GAYA RESIPROKAL
Gaya resiprokal memberikan kesempatan kepada teman sebaya untuk memberikan umpan balik. Peranan ini memungkinkan:
1.peningkatan interaksi sosial antar teman sebaya
2.umpan balik langsung
D. GAYA PERIKSA DIRI
Peranan Siswa
- menilai penampilannya sendiri
- menetapkan kriteria utk memperbaiki penampilannya sendiri
- belajar bersikap objektif thd penampilannya
- belajar menerima keterbatasannya
- membuat keputusan baru dlm bagian pelajaran selama dan sesudah pertemuan
E. GAYA INKLUSI/CAKUPAN
Tujuan gaya inklusi/cakupan:
a. melibatkan semua siswa
b. penyesuaian thd perbedaan individu
c. memberi kesempatan utk memulai pd tingkat kemampuan sendiri
d. memberi kesempatan utk mulai kerja dg tgs-tgs yg ringan ke berat, sesuai dg tingkat kemampuan siswa
e. melajar melihat hub antara kemampuan merasa dg tgs apa yg dpt dilakukan oleh siswa
f. individualisasi dimungkinkan, krn memilih diantara alternatif tingkat tgs yg telah disediakan
F. GAYA PENEMUAN TERPIMPIN (KONVERGEN)
a. gaya ini penekanannya terpusat pada perkembangan kognitif
b. guru menyusun serangkaian pertanyaan
c. pertanyaan yang disusun hanya satu jawaban yang dianggap benar
d. pertanyaan harus menghasilkan jawaban yang mengarah pada penemuan konsep, prinsip, dan atau gagasan
G. GAYA DIVERGEN
Gaya divergen merupakan gaya dalam bentuk pemecahan masalah. Selain itu gaya ini memungkinkan jawaban yang beraneka ragam (tidak hanya satu jawaban yg benar). Rangsangan diberikan agar siswa dapat memecahkan masalah











BAB III
DAFTAR PUSTAKA

yudiana, yunyun .M.Pd, (2013) ,cara mengajar penjas, universitas pendidikan Indonesia, FPOK-bandung